BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka
menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah satu
bagian dari fisiologi homeostatis.
Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh
mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis)
yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti
adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah
satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Terapi cairan dan elektrolit adalah hal yang sangat
sering terjadi dalam masa perioperatif maupun intraoperatif. Sejumlah besar cairan intravena sering
dibutuhkan untuk mengkoreksi kekurangan cairan dan elektrolit serta mengkompensasi hilangnya darah selama
operasi. Oleh karena itu, ahli anestesi
harus mempunyai pengetahuan yang baik tentang fisiologi normal cairan dan
elektrolit serta gangguannya. Gangguan
yang besar terhadap keseimbangan cairan dan elektrolit dapat secara cepat
menimbulkan perubahan terhadap fungsi kardiovaskular, neurologis, dan
neuromuscular.
Dengan alasan tersebut, maka dibuatlah refrat ini yang
diharapkan dapat memberi informasi mengenai fisiologi dan terapi cairan dan
elektrolit.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Cairan Dan Elektrolit?
2.
Apa saja komponen-komponen cairan dan elektrolit?
3.
Apa saja faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan
dan elektrolit?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan cairan
dan elektrolit.
2.
Untuk mengetahui apa saja komponen cairan dan
elektrolit.
3.
Untuk mengetahui apa saja kebutuhan cairan dan
elektrolit.
D.
Manfaat Penulisan
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat diperoleh
gambaran yang lebih jelas tentang cairan dan elektrolit, termasuk dalam pemenuhan
kebutuhannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KOMPOSISI CAIRAN TUBUH
Komponen terbesar dalam tubuh adalah air. Air tubuh total
(total body water, TBW) jumlahnya
bervariasi tergantung pada umur, jenis
kelamin dan kandungan lemak tubuh. Lemak pada dasarnya bebas air,
sehingga lemak yang makin sedikit akan mengakibatkan makin tingginya persentase
air. Sebaliknya jaringan otot memiliki kandungan air yang tinggi. Oleh karena
itu dibandingkan dengan orang yang kurus, orang yang gemuk mempunyai TBW yang
relative lebih kecil dibandingkan dengan berat badannya. Wanita pada umumnya
secara proporsional mempunyai lebih banyak lemak dan lebih sedikit otot jika
dibandingkan dengan pria, sehingga jumlah TBW juga lebih sedikit dibandingkan
dengan berat badannya.1
Orang berusia tua juga mempunyai persentase lemak tubuh
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang muda. Pada bayi usia < 1
tahun cairan tubuh adalah sekitar 80-85% berat badan dan pada bayi usia > 1
tahun mengandung air sebanyak 70-75 %.
Air membentuk sekitar 60% berat badan seorang pria dan sekitar 50 %
berat badan wanita. Hal ini terlihat
pada tabel berikut :
Cairan tubuh
didistribusikan di antara dua kompartemen utama yang dipisahkan oleh membran
sel menjadi: cairan intraseluler (CIS) dan cairan ekstraseluler (CES). Pada
orang dewasa, sekitar 40% berat badan atau duapertiga dari TBW berada dalam sel
atau disebut cairan intraselular (intracellular
fluid, ICF). Cairan ekstraseluler (extracellular
fluid, ECF) terbagi ke dalam kompartemen cairan intravaskuler (IVF) atau
plasma (5%) dan cairan interstisial-limfe (ISF) yang terletak antara sel (15%).
Selain ISF dan IVF, sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan
intraocular, dan sekresi saluran cerna, membentuk sebagian kecil (1% sampai 2%
dari berat badan) dari cairan ekstraselular yang disebut transeluler.
1.
Cairan Intraseluler
Cairan Intraseluler adalah
cairan yang terkandung di dalam sel.
Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah intraselular,
sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi
adalah cairan intraselular.
Cairan intraseluler dipisahkan dari cairan ekstraseluler
oleh membrane sel selektif yang sangat permeable terhadap air, tetapi tidak
permeabel terhadap sebagian besar elektrolit dalam tubuh.2 Membran sel bagian luar memegang
peranan penting dalam mengatur volume dan komposisi intraseluler. Pompa membrane-bound ATP-dependent
akan mempertukarkan Na dengan K dengan perbandingan 3 : 2. Oleh karena membran sel relatif tidak
permeabel tehadap ion sodium dan ion potasium, ion potasium akan
dikonsentrasikan di dalam sel sedangkan ion sodium akan dikonsentrasikan di
ekstra sel. Akibatnya, potasium menjadi
faktor dominan yang menentukan tekanan osmotik intraseluler, sedangkan sodium
merupakan faktor terpenting yang menentukan tekanan osmotik ekstraseluler.
Impermeabilitas membran sel terhadap protein menyebabkan
konsentrasi protein intraseluler yang tinggi.
Oleh karena protein merupakan zat terlarut yang nondifusif (anion),
rasio pertukaran yang tidak sama dari 3 Na dengan 2 K oleh pompa membran sel
adalah hal yang penting untuk pencegahan hiperosmolaritas relatif
intraseluler. Gangguan pada aktivitas
pompa Na-K-ATPase seperti yang terjadi pada keadaan iskemi akan menyebabkan
pembengkakan sel.
2.
Cairan Ekstraseluler
Cairan Ekstraseluler adalah
cairan di luar sel. Ukuran relatif dari
CES menurun dengan peningkatan usia.
Pada bayi baru lahir, kira-kira ½ cairan tubuh terkandung didalam CES. Setelah 1 tahun, volume relatif dari CES
menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total.
Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg).
Dua komponen terbesar dari cairan ekstraseluler adalah cairan interstitial,
yang merupakan tiga perempat cairan ekstraseluler, dan plasma, yang hamper
seperempat cairan ekstraseluler, atau sekitar 3 liter.2
Fungsi dasar dari cairan ekstraseluler adalah menyediakan
nutrisi bagi sel dan memindahkan hasil metabolismenya. Keseimbangan antara volume ekstrasel yang
normal terutama komponen sirkulasi (volume intravaskuler) adalah hal yang sangat penting.
Oleh sebab itu, secara kuantitatif sodium merupakan kation ekstraseluler
terpenting dan merupakan faktor utama dalam menentukan tekanan osmotik dan
volume. Perubahan volume cairan
ekstraseluler berhubungan dengan perubahan jumlah total sodium dalam tubuh. Hal
ini tergantung dari sodium intake, ekskresi sodium renal, hilangnya sodium
ekstrarenal.
Komposisi
Elektrolit Cairan Intra dan Ekstraseluler
Zat terlarut yang ada dalam
cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit. Nonelektrolit adalah zat terlarut yang tidak
terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti: protein, urea,
glukosa, oksigen, karbon dioksida dan asam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium
(Na+), kalium (K+), kalsium (Ca++), magnesium
(Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3-),
fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-). Konsenterasi elektrolit dalam cairan tubuh
bervariasi pada satu bagian dengan bagian yang lainnya, tetapi meskipun
konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum netralitas listrik
menyatakan bahwa jumlah muatan-muatan negatif harus sama dengan jumlah
muatan-muatan positif.
a.
Kation:
• Sodium (Na+):
- Kation berlebih di ruang ekstraseluler
- Sodium penyeimbang cairan di ruang ekstraseluler
- Sodium adalah komunikasi antara nerves dan musculus
- Membantu proses keseimbangan asam-basa dengan menukar ion hidrogen
pada ion sodium di tubulus ginjal: ion hidrogen diekresikan
- Sumber: snack, kue, rempah-rempah, daging
panggang.
• Potasium (K+):
- Kation berlebih di ruang intraseluler
- Menjaga keseimbangan kalium di ruang intrasel
- Mengatur kontraksi (polarissasi dan repolarisasi) dari muscle dan
nerves
- Sumber: pisang, alpokat, jeruk, tomat, dan kismis
• Calcium (Ca++):
- Membentuk garam bersama dengan fo
sfat, carbonat, flouride di dalam tulang
dan gigi untuk membuatnya keras dan kuat
dan gigi untuk membuatnya keras dan kuat
- Meningkatkan fungsi syaraf dan muscle
- Meningkatkan efektifitas proses pembekuan darah dengan proses
pengaktifan
protrombin dan trombin
protrombin dan trombin
- Sumber: susu dengan kalsium tinggi, ikan dengan tulang, sayuran,
dll.
b. Anion:
• Chloride (Cl-):
- Kadar berlebih di ruang ekstrasel
- Membantu proses keseimbangan natrium
- Komponen utama dari sekresi kelenjar gaster
- Sumber: garam dapur
• Bicarbonat (HCO3-):
- Bagian dari bicarbonat buffer sistem
- Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasana
garam untuk menurunkan pH.
garam untuk menurunkan pH.
• Fosfat (H2PO4- dan HPO42-):
- Bagian dari fosfat buffer system
- Berfungsi untuk menjadi energi pad metabolisme sel
- Bersama dengan ion kalsium meningkatkan kekuatan dan kekerasan
tulang
- Masuk dalam struktur genetik yaitu: DNA dan RNA.
B. KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Dewasa
Air :
30-35 ml/kgBB, kenaikan suhu 1°C bertambah 10-15%
Na⁺ :
1,5 mEq/kg (100mEq/hari atau sekitar 5,9 g)
K⁺ :
1 mEq/kg (60 mEq/hari atau sekitar 4,5 g)
Bayi
dan Anak
Air :
BB 0-10kg : 4ml/kg/jam (100ml/kg/hari)
BB 10-20 kg :
40ml + 2ml/kg/jam setiap kg diatas 10kg
(1000ml
+ 50ml/kg diatas 10kg per hari)
BB > 20 kg :
60ml + 1ml/kg/jam setiap kg diatas 20kg
(1500ml
+ 20ml/kg diatas 20kg per hari)
Na⁺ :
2 mEq/kg
K⁺ :
2 mEq/kg
Tubuh mendapatkan cairan
dari air minum sekitar 800-1700 ml, dari makanan sekitar 500-1000 ml dan dari
hasil sisa metabolisme (oksidasi) sekitar 200-300 ml. Cairan tersebut
dikeluarkan dari tubuh sebagai urine secara normal lebih dari 0,5-1 ml/kg/jam,
sebagai feces sekitar 1-3 ml/kg/hari dan sebagai Insensible Water Loss (IWS)
15 ml/kg/hari pada orang dewasa. Pada anak IWS sebesar : (30 dikurang usia
dalam th) ml/kg/hari.
C. KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Untuk mencapai keseimbangan cairan, maka
cairan di dalam tubuh akan berpindah dari satu kompartemen ke kompartemen lain.
Perpindahan cairan tersebut dipengaruhi oleh tekanan hidrostatik, tekanan
onkotik dan tekanan osmotik. Gangguan keseimbangan cairan tubuh terutama
menyangkut cairan ekstrasel.
Cairan tubuh normalnya
berpindah antara kedua kompartemen atau ruang utama untuk mempertahankan
keseimbangan nilai cairan. Pergerakan
cairan yang normal melalui dinding kapiler ke dalam jaringan tergantung pada
kenaikan tekanan hidrostatik (tekanan yang dihasilkan oleh cairan pada dinding
pembuluh darah) pada kedua ujung pembuluh arteri dan vena. Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh
terjadi dalam tiga fase yaitu:
a. Fase I: plasma darah pindah dari seluruh
tubuh ke dalam sistem sirkulasi, nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan
tractus gastrointestinal.
b. Fase II: cairan interstitial dengan
komponennya pindah dari darah kapiler dan sel
c. Fase III: cairan dan substansi yang ada di
dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke dalam sel.
Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan
membran semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam
cairan tubuh ikut berpindah. Perpindahan
air dan zat terlarut di antara bagian-bagian tubuh melibatkan mekanisme
transpor pasif dan aktif. Mekanisme
transpor pasif tidak membutuhkan energi sedangkan mekanisme transpor aktif
membutuhkan energi. Difusi dan osmosis
adalah mekanisme transpor pasif.
Sedangkan mekanisme transpor aktif berhubungan dengan pompa Na-K yang
memerlukan ATP. Proses pergerakan cairan
tubuh antar kompertemen dapat berlangsung secara:
OSMOSIS
Osmosis
adalah bergeraknya molekul (zat terlarut) melalui membran semipermeabel
(permeabel selektif) dari larutan berkadar lebih rendah menuju larutan berkadar
lebih tinggi hingga kadarnya sama.
Seluruh membran sel dan kapiler permeabel terhadap air, sehingga tekanan
osmotik cairan tubuh seluruh kompartemen sama.
Membran semipermeabel ialah membran yang dapat dilalui air (pelarut),
namun tidak dapat dilalui zat terlarut misalnya protein. Tekanan osmotik plasma darah ialah 285 +
5 mOsm/L. Larutan dengan tekanan osmotik
kira-kira sama disebut isotonik (NaCl 0,9%, Dekstrosa 5%, Ringer laktat). Larutan dengan tekanan osmotik lebih rendah
disebut hipotonik (akuades), sedangkan lebih tinggi disebut hipertonik.
DIFUSI
Difusi ialah proses bergeraknya molekul lewat
pori-pori. Larutan akan bergerak dari
konsentrasi tinggi ke arah larutan berkonsentrasi rendah. Tekanan hidrostatik pembuluh darah juga mendorong
air masuk berdifusi melewati pori-pori tersebut. Kecepatan difusi suatu zat melewati sebuah
membran tergantung pada:
(1)
Permeabilitas zat terhadap membran
(2)
Perbedaan konsentrasi antar dua sisi
(3)
Perbedaan tekanan antara masing-masing sisi karena tekanan akan memberikan
energi kinetik yang lebih besar
(4)
Potensial listrik yang menyeberangi membran akan memberi muatan pada zat
tersebut.
Difusi
Melalui Membran Sel
Difusi antara cairan
interstisial dan cairan intraselular dapat terjadi melalui beberapa mekanisme:
(1)
Secara langsung melewati lapisan lemak bilayer pada membran sel
(2)
Melewati protein channel dalam membran
(3)
Melalui ikatan dengan protein karier yang reversibel yang dapat melewati
membran (difusi yang difasilitasi).
Molekul-molekul yang larut
dalm oksigen, CO2, air, dan lemak akan menembus membran sel secara
langsung. Kation-kation seperti Na+,
K+,dan Ca2+ sangat sedikit sekali yang dapat menembus
membran oleh karena tegangan potensial transmembran sel (dengan bagian luar
yang positif) yang diciptakan oleh pompa Na+-K+. Dengan demikian, kation-kation ini dapat
berdifusi hanya melalui channel protein yang spesifik. Keluarnya ion melalui channel ini tergantung
pada tegangan membran dan ikatannnya dengan pengikat (seperti asetil kolin)
terhadap reseptor membran. Glukosa dan
asam amino berdifusi dengan bantuan ikatan membran protein karier.
Pertukaran cairan antara ruangan interstisial dan
intraselular dibangun oleh daya osmotic yang diciptakan oleh perbedaan
konsentrasi zat terlarut nondifusif.
Perubahan relatif pada osmolalitas antara kompartemen intraselular dan
interstisial menghasilkan perpindahan air dari kompartemen yang hipoosmolar
menuju kompartemen yang hiperosmolar.
Difusi Melalui Endotel Kapiler
Dinding kapiler mempunyai ketebalan 0,5 μm, terdiri
dari satu lapis sel endotel dengan dasar membran. Celah interseluler mempunyai jarak 6-7 nm,
memisahkan masing-masing sel dari sel di dekatnya. Zat-zat yang larut dalam oksigen, CO2,
air dan lemak dapat menembus secara langsung endotel sel membran. Hanya substansi dengan berat molekul rendah
yang larut dalam air seperti sodium, chlorida, potasium, dan glukosa yang dapat
melewati celah intersel. Substansi
dengan molekul yang besar seperti plasma protein sangat sulit untuk menembus
celah endotel (kecuali pada hati dan paru-paru dimana terdapat celah yang lebih
besar).
Pertukaran cairan melewati kapiler berbeda dengan
melewati membran sel dimana hal ini dihasilkan oleh perbedaan yang signifikan
pada tekanan hidrostatik sebagai tambahan dari daya osmotik. Daya ini bekerja pada arteri dan vena di
ujung kapiler. Akibatnya, terdapat
tendensi bagi cairan untuk bergerak keluar kapiler pada end arteri dan
masuk ke dalam kapiler pada end vena.
Besarnya daya ini berbeda untuk jenis jaringan yang beragam. Tekanan arteri kapiler ditentukan oleh tonus
sfingter prekapiler. Dengan demikian,
kapiler membutuhkan tekanan yang tinggi seperti pada glomeruli yang mempunyai
tonus sfingter prekapiler yang lemah sedangkan tekanan kapiler otot yang rendah
mempunyai tonus sfingter prekapiler yang tinggi. Normalnya, 10% dari cairan yang difiltrasi
akan direabsorbsi kembali ke dalam kapiler.
Cairan yang tidak direabsorbsi (kira-kira 2ml/menit) akan memasuki
cairan interstisial dan dikembalikan melalui aliran limfatik menuju kompartemen
intravaskuler kembali.
Pompa Natrium Kalium
Pompa natrium kalium merupakan suatu proses transpor yang
memompa ion natrium keluar melalui membran sel dan pada saat bersamaan memompa
ion kalium dari luar ke dalam. Tujuan
dari pompa natrium kalium adalah untuk mencegah keadaan hiperosmolar di dalam
sel.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit, di antaranya adalah :
1. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan dan berat badan. Selain itu, cairan tubuh menurun dengan peningkatan usia. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan dan berat badan. Selain itu, cairan tubuh menurun dengan peningkatan usia. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
2. Jenis kelamin
Wanita
mempunyai air tubuh yang kurang secara proporsional, karena lebih banyak
mengandung lemak tubuh.
3. Sel-sel lemak
Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh
menurun dengan peningkatan lemak tubuh.
4. Stres
Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine.
Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine.
5. Kondisi sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap
kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh Misalnya:
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui insensible water lost (IWL)
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses
regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara
mandiri.
6. Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intake
cairan dan elektrolit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga serum
albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan
dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
7. Temperatur lingkungan
Orang yang tinggal di
daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki
peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Panas yang berlebihan menyebabkan
berkeringat. Seseorang dapat kehilangan
NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari.
Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat
kehilangan cairan sampai dengan 5 L perhari.
8. Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian diuretik dan laksatif dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
Pengobatan seperti pemberian diuretik dan laksatif dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
9. Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang
berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti: suction, nasogastric tube dan lain-lain.
10.Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.
CAIRAN
KRISTALOID
Cairan kristaloid
merupakan cairan untuk resusitasi awal pada pasien dengan syok hemoragik
dan septic syok seperti pasien luka bakar, pasien dengan trauma kepala untuk
menjaga tekanan perfusi otak, dan pasien dengan plasmaphersis dan reseksi
hepar. Jika 3-4 L cairan kristaloid
telah diberikan, dan respon hemodinamik tidak adekuat, cairan koloid dapat diberikan.
Ada beberapa
macam cairan kristaloid yang tersedia. Pemilihan cairan tergantung dari derajat
dan macam kehilangan cairan. Untuk kehilangan cairan hanya air, penggantiannya
dengan cairan hipotonik dan disebut juga
maintenance type solution.
Jika hehilangan cairannya air dan elektrolit, penggantiannya dengan cairan
isotonic dan disebut juga replacement
type solution. Dalam cairan, glukosa berfungsi menjaga tonisitas dari
cairan atau menghindari ketosis dan
hipoglikemia dengan cepat. Anak- anak cenderung akan menjadi hypoglycemia(<
50 mg/dL) 4-8 jam puasa. Wanita mungkin lebih cepat hypoglycemia jika puasa
(> 24 h) disbanding pria.
Kebanyakan jenis
kehilangan cairan intraoperative adalah isotonik, maka yang biasa digunakan
adalah replacement type solution, tersering adalah Ringer Laktat. Walaupun
sedikit hypotonic, kira-kira 100 mL air per 1 liter mengandung Na serum 130
mEq/L, Ringer Laktat mempunyai komposisi yang mirip dengan cairan
extraselular dan paling sering dipakai
sebagai larutan fisiologis. Laktat yang ada didalam larutan ini dikonversi oleh
hati sebagai bikarbonat. Jika larutan salin diberikan dalam jumlah besar, dapat
menyebabkan dilutional acidosis hyperchloremic oleh karena Na dan Cl yang
tinggi (154 mEq/L): konsentrasi bikarbonat plasma menurun dan konsentrasi
Clorida meningkat.
Larutan saline
baik untuk alkalosis metabolic hipokloremik dan mengencerkan Packed Red Cell untuk transfusi.
Larutan D5W digunakan untuk megganti deficit air dan sebagai cairan
pemeliharaan pada pasien dengan restriksi Natrium. Cairan hipertonis 3%
digunakan pada terapi hiponatremia simptomatik yang berat. Cairan 3 – 7,5%
disarankan dipakai untuk resusitasi pada pasien dengan syok hipovolemik. Cairan
ini diberikan lambat karena dapat menyebabkan hemolisis.
CAIRAN
KOLOID
Aktifitas osmotic dari molekul dengan berat jenis besar
dari cairan koloid untuk menjaga cairan
ini ada di intravascular. Walaupun waktu paruh dari cairan kristaloid dalam
intravascular 20-30 menit, kebanyakan cairan koloid mempunyai waktu paruh dalam
intravascular 3-6 jam. Biasanya indikasi pemakaian cairan koloid adalah :
1. Resusitasi cairan
pada pasien dengan deficit cairan intravascular yang
berat
( misal : syok hemoragik ) sampai ada transfusi darah.
2. Resusitasi cairan
pada hipoalbuminemia berat atau keadaan dimana
Kehilangan
protein dalam jumlah besar seperti luka bakar. Pada pasien luka bakar, koloid
diberikan jika luka bakar >30% dari luas permukaan tubuh atau jika > 3-4 L larutan kristaloid telah diberikan
lebih dari 18-24 jam setelah trauma.
Beberapa
klinisi menggunakan cairan koloid yang dikombinasi dengan kristaloid bila
dibutuhkan cairan pengganti lebih dari 3-4 L untuk transfuse. Harus dicatat
bahwa cairan ini adalah normal saline ( Cl 145 – 154 mEq/L ) dan dapat juga
menyebabkan asidosis metabolic hiperkloremik.
Banyak
cairan koloid kini telah tersedia. Semuanya berasal dari protein plasma atau
polimer glukosa sintetik.
Koloid yang berasal dari darah termasuk
albumin (5% dan 25 % ) dan fraksi plasma protein (5%). Keduanya dipanaskan 60
derajat selama 10 jam untuk meminimalkan resiko dari hepatitis dan penyakit virus lain. Fraksi plasma protein
berisi alpha dan beta globulin yang ditambahkan pada albumin dan menghasilkan
reaksi hipotensi. Ini adalah reaksi alergi yang alami da melibatkan aktivasi
dari kalikrein.
Koloid sintetik termasuk Dextrose
starches dan gelatin. Gelatin berhubungan dengan histamine mediated-allergic
reaction dan tidak tersedia di United States. Dextran terdiri dari Dextran 70
(Macrodex) dan Dextran 40 (artinya berat molekul dextran 40 adalah sekitar
40000 dalton dan berat molekul dextran 70 sekitar 70000 dalton)3,
yang dapat meningkatkan aliran darah mikrosirkulasi dengan menurunkan
viskositas darah. Pada Dextran juga ada efek antiplatelet. Pemberian melebihi
20 ml/kg/hari dapat menyebabkan masa perdarahan memanjang (Dextran 40) dan
gagal ginjal. Dextran dapat juga bersifat antigenic dan anafilaktoid ringan dan berat dan ada reaksi
anafilaksis.3 Dextan 1 (Promit) sama dengan Dextran 40 atau dextran
70 untuk mencegah reaksi anafilaxis berat.;bekerja seperti hapten dan mengikat
setiap antibody dextran di sirkulasi.
Hetastarch (hydroxyetil starch)
tersedia dalam cairan 6 % dengan berat molekul berkisar 450.000. Molekul-molekul
yang kecil akan dieliminasi oleh ginjal dan molekul besar dihancurkan pertama
kali oleh amylase. Hetastarch sangat efektif sebagai plasma expander dan lebih
murah disbanding albumin.. Lebihjauh, Hetastarch bersifat nonantigenik dan
reaksi anafilaxisnya jarang. Studi masa
koagulasi dan masa perdarahan umumnya
tidak signifikan dengan infus 0.5 – 1 L. Pasien transplantasi ginjal yang
mendapat hetastarch masih controversial. Kontroversi ini dihubungkan juga
dengan penggunaan hetastarch pada pasien yang menjalani bypass kardiopulmoner.
Pentastarch, cairan starch dengan berat molekul rendah, sedikit efek tambahannya dan dapat
menggantikan hetastarch.
Kebutuhan Cairan
·
Kebutuhan air pada orang dewasa
setiap harinya adalah 30-35 ml/kgBB/24jam
·
Kebutuhan ini meningkat sebanyak
10-15 % tiap kenaikan suhu 1° C
·
Kebutuhan elektrolit Na 1-2 meq/kgBB
(100meq/hari atau 5,9 gram)
·
Kebutuhan elektrolit K 1 meq/kgBB
(60meq/hari atau 4,5 gram)
Kebutuhan
Harian Bayi Dan Anak
Berat
badan
|
Kebutuhan
air (perhari)
|
s/d 10 kg
|
100 ml/kgBB
|
11-20 kg
|
1000 ml + 50 ml/kgBB (untuk tiap
kg di atas 10 kg)
|
> 20 kg
|
1500 ml + 20 ml/kgBB (untuk tiap
kg di atas 20 kg)
|
Keseimbangan Cairan Tubuh
Air masuk
|
Air keluar
|
Minuman: 800-1700 ml
|
Urine : 600-1600 ml.
|
Makanan: 500-1000 ml.
|
Tinja : 50-200 ml.
|
Hasil oksidasi: 200-300 ml.
|
Insensible loss :
850-1200 ml
|
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka
menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah satu
bagian dari fisiologi homeostatis.
Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh
mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis)
yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti
adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah
satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
B.
Saran
Dalam
penulisan makalah ini penulis sadari sepenuhnya masih terdapat banyak
kekeliruan dan kesalahan yang terdapat didalamnya. Olehnya itu, kritik dan
saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun sangat diharapkan dalam
rangka perbaikan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar