BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
A. Ansietas
Takut dan Cemas merupakan suatu perasaan yang bisa
dialami oleh setiap orang dalam kehidupannya setiap hari. Setiap orang akan
mengalaminya pada waktu yang berbeda-beda. Takut dan cemas sering berhubungan
erat. Saat orang merasa takut akan sesuatu, orang tersebut sering merasa cemas
juga. Walaupun perasaan cemas dan takut keduanya berhubungan erat, keduanya
berbeda.
Ansietas merupakan satu keadaan yang ditandai oleh
rasa khawatir disertai dengan gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan
berlebihan dari Susunan Saraf Autonomic (SSA). Ansietas merupakan gejala yang umum tetapi
non-spesifik yang sering merupakan satu fungsi emosi.
Rasa khawatir, gelisah, takut, waswas,
tidak tenteram, panik dan sebagainya merupakan gejala umum akibat cemas. Namun
sampai sebatas mana situasi jiwa berupa cemas itu dapat ditoleransi oleh
seorang individu sebagai kesatuan utuh. Karena seringkali ”cemas” menimbulkan
keluhan fisik berupa berdebar-debar, berkeringat, sakit kepala, bahkan gangguan
fungsi seksual dan beragam lainnya.
Kecemasan pada umumnya berhubungan dengan
adanya situasi yang mengancam atau membahayakan. Dengan berjalannya waktu,
keadaan cemas tersebut biasanya akan dapat teratasi sendiri. Namun, ada keadaan
cemas yang berkepanjangan, bahkan tidak jelas lagi kaitannya dengan suatu
faktor penyebab atau pencetus tertentu. Hal ini merupakan pertanda gangguan
kejiwaan yang dapat menyebabkan hambatan dalam berbagai segi kemampuan dan
fungsi sosial bagi penderitanya. Tidaklah mudah untuk membedakan cemas yang
wajar dan cemas yang sakit. Karena keduanya merupakan respons yang umum dan
normal dalam kehidupan sehari-hari.
B. Perkembangan dan
pertumbuhan anak
Memonitor
tumbuh kembang anak, penting dilakukan. Tujuannya agar bisa diketahui sejak
dini, jika ada kelainan yang terjadi, sehingga penanganan antisipatif bisa
dengan cepat diambil. Waktu terbaik untuk melakukan skrining tumbuh kembang
adalah pada usia 0-3 tahun. Masa 0-3 tahun juga waktu terbaik untuk melakukan
intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang anak.
Dalam tumbuh kembang anak, ada beberapa hal yang bisa menjadi masalah dan menghambat perkembangan anak. Jika masalah tidak cepat ditanganni, bisa merugikan anak dilingkungan keluarga dan sosial kelak.
Dalam tumbuh kembang anak, ada beberapa hal yang bisa menjadi masalah dan menghambat perkembangan anak. Jika masalah tidak cepat ditanganni, bisa merugikan anak dilingkungan keluarga dan sosial kelak.
C.
Gangguan motorik kasar dsn halus pada anak
Motorik
adalah terjemahan dari kata “motor” yang menurut Gallahue adalah suatu dasar
biologi atau mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak. Dengan kata
lain, gerak (movement) adalah kulminasi dari suatu tindakan yang
didasrkan oleh proses motorik. Karena motorik (motor) menyebabkan
terjadinya suatu gerak (movement), maka setiap penggunaan kata motorik
selalu dikaitkan denga gerak dan didalam penggunaan sehari-hari sering tidak
dibedakan antara motorik dengan gerak. Namun yang harus selalu diperhatikan
adalah bahwa gerak yang dimaksudkan disini bukan hanya semata-mata berhubungan
dengan gerak seperti yang kita lihat sehari-hari, yakni geraknya anggota tubuh
(tangan, lengan, kaki, dan tungkai) melalui alat gerak tubuh (otot dan rangka).
Tetapi gerak yang didalamnya melibatkan fungsi motorik seperti otak, saraf,
otot dan rangka.
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan
otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi
oleh kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik beriringan dengan proses
pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak, Contohnya kemampuan
duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang
menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang
dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan
memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting,
menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa
berkembang dengan optimal.
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ dan fungsi system
susunan saraf pusat atau otak. Sistem susunan saraf pusat yang sangat
berperanan dalam kemampuan motorik dan mengkoordinasi setiap gerakan yang
dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan sistem saraf otak yang mengatur
otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Perkembangan
motorik anak dibagi menjadi Keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan,
berlari, mmelompat, naik turun tangga. Keterampilan motorik halus atau
keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan
menangkap bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan
1.2 Rumusan Masalah
·
Apa pengertian dari Ansietas?
·
Apa penyebab Ansietas?
·
Apa yang dapat mempengaruhi tumbuh
kembang anak
·
Apa yang dapat mempengaruhi gangguan
motorik kasar dan halus pada anak
1.3 Tujuan
·
Untuk Mengetahui pengertian dari
Ansietas
·
Untuk Mengetahui penyebab Ansietas
·
Untuk mengetahui adanya penyebab dan
gangguan tumbuh kembang anak
·
Untuk mengetahui adanya penyebab dan
gangguan motorik pada anak
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ansietas
Banyak para ahli yang menguraikan
definisi ansietas, namun dari sekian banyak definisi yang dikemukakan pada
dasarnya pengertian ansietas akan mengarah pada suatu kesimpulan yang sama.
Kata ansietas berasal dari bahasa latin, angere yang berarti tercekik atau
tercekat. Gangguan ansietas adalah keadaan tegang yang berlebihan atau tidak
pada tempatnya yang ditandai oleh perasaan khawatir, tidak menentu atau takut.
(Maramis, 2009)
Ansietas adalah kekhawatiran yang
tidak jelas dan menyebar, berkaitan dengan perasaan tak berdaya dan tidak
pasti, tidak memiliki objek yang spesifik, dialami secara subyektif dan
dikomunikasikan secara interpersonal. Ansietas merupakan suatu sensasi distress
psikologis (buku keperawatan jiwa edisi 5 hal 144).
Menurut
Capernito (2001) kecemasan adalah keadaan individu atau kelompok mengalami
perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivitas sistem saraf autonom
dalam berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, non spesifik.
Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, keadaan emosional yang dimiliki seseorang pada saat menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya (Rivai,2000). Kecemasan adalah perasaan individu dan pengalaman subjektif yang tidak diamati secara langsung dan perasaan tanpa objek yang spesifik dipacu oleh ketidak tahuan dan didahului oleh pengalaman yang baru (Stuart dkk,1998)
Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, keadaan emosional yang dimiliki seseorang pada saat menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya (Rivai,2000). Kecemasan adalah perasaan individu dan pengalaman subjektif yang tidak diamati secara langsung dan perasaan tanpa objek yang spesifik dipacu oleh ketidak tahuan dan didahului oleh pengalaman yang baru (Stuart dkk,1998)
Berdasarkan definisi tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa kecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan,
tidak enak, khawatir dan gelisah. Keadaan emosi ini tanpa objek yang spesifik,
dialami secara subjektif dipacu oleh ketidak tahuan yang didahului oleh
pengalaman baru, dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.
2.2 Penyebab
Ansietas
Gangguan ansietas pada dasarnya
mempunyai penyebab multifaktorial, baik dari diri sendiri, faktor biologis,
faktor sosial, psikologis, penyalahgunaan/pemakaian obat tertentu secara
berlebihan, maupun gejala yang timbul dari suatu penyakit lain.
(Fracchione:2004).
2.2.1
Faktor
Predisposisi :
1.
Dalam
pandangan psikoanalitik ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara
dua elemen kepribadian id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan implus
primitif seseorang. Sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan
dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego atau Aku. Berfungsi
menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan, dan fungsi ansietas
adalah mengigatkan ego bahwa ada bahaya.
2.
Menurut
pandangan interpersonal ansietas timbul dari perasaan takut terdapat tidak
adanya pnerimaan dan penolakan interpersonal. Ansitas juga berhubungan dengan
perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan
kelemahan spesifik. Orang dengan harga diri rendah terutama mudah mengalami
perkembanag ansietas yang berat.
3.
Menurut
pandanagan prilaku ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang
menggangu kemampuan seseorang utuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ansietas
dapat disebabkan karena frustasi, konflik, tekanan, krisis, ketakutan yang
terus menerus yang disebabkan oleh kesusahan dan kegaglan yang bertubi-tubi,
adanya kecenderungan-kecenderungan harga diri yang terhalang, respressi
terdapat macam-macam masalah emosional, akan tetapi bisa berlangsung secara
sempurna(incomplete repress), atau dorongan-dorongan seksual yang tidak
terdapat kepuasan dan terhambat,sehingga mengakibatkan banyak konflik batin
(Cameroon,2004).
4.
Kajian
keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasa ditemui
dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara
gangguan ansietas dengan depresi. Ansietas juga dapat disebabkan karena ada
pengaruh faktor genetik dari keluarga. Penelitian telah melaporkan bahwa dua
pertiga sampai tiga perempat pasien yang tertekan ansietas memiliki
sekurang-kurangnya satu anak saudara derajat pertama dengan ansietas spesifik
tipe spesifik yang sama(Brust,2007)
5.
Kajian
biologis menunjukan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk
benzodiazepines. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas. Penhambat
asam aminobutirik-gamma neroregulator (GABA) juga mungkin memainkan peran utama
dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas, sebagaimana halnya dengan
endorfin.
6.
Penyalahgunaan
atau penggunaan obat/zat tertentu yang berlebihan juga merupakan salah satu
penyebab utama ansietas. Seperti alkoholisme, intoksikasi kafein,
hipertiroidisme, dan feokromositoma harus disingkirkan dalam mengatasi gejala
ansietas ini (Brust, 2007). Karena sebagai besar orang akan berlari ke hal-hal
tadi untuk menhadapi ansietas yang timbul pada dirinya.
2.2.2 Menurut
Teori neurobiology
1.
Kimia otak dan factor perkembangan Penelitian
menunjukkan bahwa sistem syaraf otonom atau noradrenergic yang menyebabkan
seseorang mengalami kecemasan lebih besar tingaaktannya dari orang lain
2.
Abnormalitas
regulasi substansia kimia otak seperti serotonin dan GABA (gamma-aminobutyric acid) berperan dalam perkembangan cemas
3.
Amygdala
sebagai pusat komunkasi antara bagian otak yang memproses input sensori dan
bagian otak yang menginterpretasikan input (amygdala mengidentfikasi informasi
sensori yang masuk sebagai ancaman dan kemudian menimbulkan perasaan
cemas/takut). Amygdala berperan dalam phobia, mengkoordiasikan rasa takut,
memory, dan emosi, dan semua respon fisik terhadap situasi yang penuh dengan
stressor
4.
Locus
ceruleus, adalah satu area otak yang mengawali respon terhadap suatu bahaya dan
mungkin respon tersebut berlebihan pada beberapa individu sehingga mneyebabkan
seseorang mudah mengalami cemas khususnya PTSD (post traumatic sindrom disorder)
5.
Hippocampus,
bertanggung jawab terhadap stimuli yang mengancam dan berperan dalam pengkodean
informasi ke dalam memori
6.
Striatum,
berperan dalam control motorik, terlibat dalam OCD (obsessive compulsive disorder)
7.
Jaras saraf
assendens yang mengandung noradrenalin dan 5-hidroksitriptamin menginervasi
lobus limbic dan neokorteks. Meningkatnya aktivitas saraf noradregenik akan
menimbulkan meningkatnya keterjagaan; meningkat nya aktivitas saraf
5-hidroksitriptamin akan meningkatkan respon terhadap stimulus yang bersifat
aversif. (Maramis, 2009)
8.
Penyakit fisik
9.
Exposure of subsntace
10. Paparan
bahaya/trauma fisik dan psikologis. (http://makalah-kesehatan-online.blogspot.com/2009/02/respon-ansietas-dan
gangguan-ansietas.html)
2.2.3
Menurut
Teori psikologi
1. Harga diri
rendah
2. Pemalu pada
masa kanak-kanak
3. Orang tua
yang pemarah, terlalu banyak kritik
4. Ketidaknyamanan
dengan agresi
5. Sexual abuse
6. Mengaami peristiwa
yang menakutkan
7. Teori
kognitif : cemas sebagai manifstasi dari penyimpangan berpikir dan membuat
persepsi/kebiasaan/perilaku individu memandang secara berlebihan terhaap suatu
bahaya. (http://makalah-kesehatan-online.blogspot.com/2009/02/respon-ansietas-dan-gangguan-ansietas.html)
2.2.4
Beberapa
Faktor Resiko Ansietas
1. Wanita 2x
lebih besar dari pada laki-laki
2. Etnik
3. Perpisahan
4. Pernah
mengalami kekerasan fisik saat anak-anak, sexual abuse
5. Status
sosial dan ekonomi rendah
6. Riwayat
keluarga (pernah adanya penyimpangan yang hampir sama)
7. Substance or stimulant abuse (http://makalah-kesehatan
online.blogspot.com/2009/02/respon-ansietas-dan-gangguan ansietas.html)
2.2.5 Tingkat ansietas
Beberapa teori membagi ansietas kedalam
emapt tingkat sesuai dengan rentang respon ansietas yaitu :
1.
Ansietas ringan.
Ansietas ringan
berhubungan dengan ketegangan akan kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini
lapang persepsi meningkat dan individu akan berhati-hati dan waspada. Pada
tingkat ini individu terdorong untuk belajar dan akan menghasilkan pertumbuhan
dan ktreativitas.
2.
Ansietas sedang
Pada tingkat ini lapang
persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu lebih memfokuskan pada hal yang
penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.
3.
Ansietas berat
Pada ansietas berat,
lapang persepsi menjadi sangat menurun. Individu cenderumng memikirkan hal yang
kecil saja dan mengabaikan hal yang lain. Individu tidak mampu berfikir berat
lagi dan membutuhkan banyak pengarahan.
4.
Ansietas panic
Pada tingkat ini
individu sudah tidak dapat mengontrol diri lagi dan tidak dapat melakukan
apa-apa lagi walaupun sudah diberi pengarahan.
2.3
Pertumbuhan dan perkembangan anak
·
Pengertian :
Hambatan pertumbuhan pada anak adalah suatu keadaan dimana
berat badan anak atau pertambahan berat badan anak secara signifikan berada
dibawah berat badan anak lain yang usia dan jenis kelaminnya sama.Gangguan perkembangan pada anak adalah hambatan dalam pertumbuhan fungsi dan kemampuan anak.
Tumbuh kembang anak tergantung dari kombinasi 3 faktor yaitu genetik (keturunan), nutrisi dan lingkungan.
Pertumbuhan pada bayi dan anak-anak ditandai dengan adanya kegagalan menambah berat badan dan tinggi badan. Pada usia remaja tubuh terlihat pendek dan perkembangan seksualnya kurang.
Gangguan perkembangan anak berupa hambatan dalam berbicara atau berjalan. Gangguan perkembangan ini bisa mempengaruhi kemampuan dalam memikir sesuatu, mengingat, memusatkan perhatian, memecahkan masalah, berbahasa atau berinteraksi dengan social.
·
Penyebab :
Intrinsic (berasal dari dalam diri anak) :– Kelainan kromosom, misalnya syndrome down & syndrome turner
– Kelainan pada system organ utama
– Kelainan pada system endokrin, misalnya kekurangan hormone pertumbuhan
– Anemia atau penyakit darah lainnya
– Kerusakan pada otak dan system saraf pusat
– Kelainan pada system jantung dan pernafasanyang bisa menyebabkan mekanisme penghantaran oksigen dan zat gizi ke seluruh tubuh
– Masalah fisik pada anak, misalnya tidak dapat mendengar sehingga menghambat kemampuan berbicara
– Keturunan
Ekstrinsik :
– Factor psikis dan social, misalnya tekanan emosional akibat penolakan atau kekerasan dari orangtua. Depresi bisa menyebabkan nafsu makan anak berkurang
– Factor ekonomi
– Factor lingkungan (termasuk paparan infeksi, racun atau parasite). Selain itu stimulasi mental juga bisa mempengaruhi perkembangan anak
Beberapa factor resiko lain :
– Penyakit yang diderita anak tapi tidak terdiagnosis
– Kemiskinan
– Lingkungan emosional yang negatif
– Tempat tinggal yang berdesakan serta kumuh
·
Gejala :
– Tinggi
badan, berat badan dan lingkar kepala tidak berkembang secara normal
berdasarkan tabel pertumbuhan standar– Kemampuan fisik (seperti berguling, duduk, berdiri dan berjalan) berjalan dengan lambat
– Kemampuan mental dan social yang tertunda
– Perkembangan ciri seksual sekunder yang tertunda (pada wanita)
Diagnosa :
– Pengukuran tinggi badan dan berat badan, dengan melihat grafik pertumbuhannya
– Pemeriksaan darah
– Analisa air kemih
– Pemeriksaan hormone, misalnya hormone tiroid
– Rontgen untuk menentukan usia tulang
2.4
Gangguan Motorik Kasar dan Halus pada Anak
Pengertian
Motorik kasar mencakup gerakan otot – otot besar seperti otot tungkai dan
lengan pada bayi berupa gerakan menendang, menjejak, meraih, mengangkat leher
dan menoleh. Pertumbuhan kemampuannya harus terus dipantau dan distimulasi agar
anak dapat tumbuh dan berkembang optimal.
Menggerakkan kaki,Urutan perkembangan motorik kasar pada anak : tangan saat berbaring Sejak lahir bayi sudah
memiliki refleks untuk menggerakkan kaki dan tangannya secara sederhana.
Menginjak usia 1 bulan Mengangkat ia
mulai belajar menggerakkan kaki dan tangannya ke atas. kepala telungkup Mengangkat kepala saat
telungkup umumnya baru bias dilakukan bayi pada usia 2 bulan, namun tidak
menutup kemungkinan jika Memiringkan
badan saat telungkup sebelum usia 2 bulan bahkan 1 bulan. Memiringkan badan saat telungkup umumnya
sudah dapat dilakukan bayi usia 3-4 bulan. Latihlah gerakan ini dengan
membunyikan mainan dari arah Telungkup
sendiri Bayi berusaha untuk samping atau memanggil namanya. telungkup sendiri pada umumnya dapat
dilakukan usia 45 bulan dan membutuhkan bantuan orang tua, menstimulasi
berulang kali sampai Duduk Di usia 4-6
bulan bayi bias duduk sendiri,melakukannya sendiri. namun orang tua sudah bias memposisikannya
duduk saat si kecil digendong. Usia 6-7 bulan mampu duduk sendiri meski cuma
sebentar tanpa dibantu.Usia 8 bulan sudah dapat duduk kurang lebih 10 menit dan
usia Merangkak Kemampuan merangkak bayi
usia 8-10 ,9-10 bulan duduk
sendiri. bulan meski beberapa kali sudah
dapat 1 merangkak pada usia 6-7 bulan ,tapi tidak semua bayi dapat merangkak
melalui tahapan kemampuan ini sebelum berdiri dan berjalan. Berdiri Di usia 4-5 bulan, bayi sangat senang
bila dibedirikan diatas pangkuan kita. Berdiri sendiri mulai belajar
dilakukannya pada usia 9 bulan lalu usia 10-12 bulan sudah berdiri sendiri
tanpa bantuan. Berjalan Umumnya anak dapat berjalan di rentang usia 13-15
bulan.
·
Stimulasi motorik kasar
a) Jalan Sebelum orang tua memberikan
stimulasi pada anak pastikan anak sudah melalui perkembangan sebelumnya,
seperti duduk, merangkak dan berdiri. Pada emampuan motorik kasar ini, yang
harus distimulasi adalah kemampuan berdiri, berjalan ke depan, berjalan
kebelakang, berjalan berjingkat, melompat/ meloncat, berlari, berdiri satu
kaki, menendang bola dan lainnya, berjalan seharusnya dikuasai saat anak
berusia 1 tahun sementara berdiri dengan 1 kaki dikuasai saat anak berusia 2
tahun. Untuk berjalan, perkembangan yang harus dikuatkan adalah keseimbangan
dalam hal berdiri. Ini berarti si kecil tidak hanya dituntut sekedar
berdiri,namun juga berdiri dalam waktu yang lebih lama ( ini berkaitan dengan
lamanya otot bekerja dalam hal ini otot kaki ) Bila perkembangan jalan tidak
dikembangkan dengan baik anak akan mengalami gangguan keseimbangan. Si kecil
jadi cenderung kurang percaya diri dan ia pun selalu menghindari sktivitas yang
melibatkan keseimbangan seperti main ayunan, seluncuran, dan lainnya.
Sebaliknya anak lebih memilih aktivitas
yang pasif seperti membaca buku ,main playstasion dan seagainya.
Stimulasi : Orang tua berdiri dengan
jarak dengan anak sambil memegang mainan yang menarik. Gunakan karpet bergambar
atau tempelkan gambar – gambar yang menarik di lantai. Minta anak untuk
menginjak karpet/ lantai , misalnya “ ayo dik, injak gambar gajahnya”. Mainan
seperti mobil-mobilan atau troli yang bias didorong juga bisa membantu anak
belajar berjalan.
b) Lari Perkembangan lari akan
mempengaruhi perkembangan lompat dan lempar serta kemampuan berkonsentrasi anak
kelak. Pada tugas perkembangan ini dibutuhkan keseimbangan tubuh ,kecepatan
gerak kaki, ketepatan 4 pola kaki thed strike, bertumpu pada tumit toe
off,telapak kaki mengangkat kemudian kaki bertumpu pada ujung-ujung jari kaki
Swing kaki berayun dan landing setelah mengayuni kaki, menapak pada alas dan
motor planning ( perencanaan gerak. Jika perkembangan lari tidak dikembangkan
dengan baik anak akan bermasalah pada keseimbangan , seperti mudah capek dalam
beraktivitas fisik, sulit berkonsentrasi, cenderung menghindari tugas-tugas
yang melibatkan konsentrasi dan aktivitas yang melibatkan kemampuan mental :
seperti memasang pasel, tidak mau
mendengarkan saat guru bercerita ( anak justru asyik kemana-mana ) dan lainnya.
Stimulasi Stimulasi lari bisa dimulai
ketika anak berada pada fase jalan sekitar usia 12 bulan ke atas ,aktivitasnya
bisa berupa menendang bola, main sepeda ( mulai roda 4 sampai toda 3 dan
kemuadian roda 2 ) serta naik turun tangga
c) Lompat Kemampuan dasar yang harus
dimiliki anak adalah keseimbangan yang baik, kemampuan koordinasi motorik dan
motor planning ( perencanaan gerak ). Contoh ketika anak ingin melompati sebuah
tali, ia harus sudah punya rencana apakah akan mendarat dengan satu kaki atau
dua kaki. Jika anak tidak adekuat dalam perkembangan melompat, biasanya akan
menghadapi kesulitan dalam perencanaan tugas yang terorganisasi. Stimulasi
Lompat di tempat atau di trampoline. Jangan melompat di tempat tidur karena
meski melatih motorik namun mengacaukan kognitif.
d) Lempar Pada fase ini yang berperan
adalah sensori keseimbangan, rasa sendi ( proprioseptif ),serta visual.peran
yang paling utama adalah propriosertif, bagaimana sendi merasakan suatu gerakan
atau aktivitas . jika kemampuan melempar tidak dikembangkan dengan baik , anak
akan bermasalah dengan aktivitas yang melibatkan gerak ekstremitas atas. Stimulasi
Main lempar tangkap bola ( gradasikan tingkat kesulitannya ) yaitu posisi
,besar bola, dan jenis lambungan. Pada posisi bisa dilakukan sambil duduk kaki
lurus, duduk kaki bersila. Pada jenis lambungan bisa dilakukan dengan lambungan
dari atas, sejajar, atau lambungan dari bawah.
·
Perkembangan motorik
kasar pada anak
a) Pada usia 1 tahun Anak bisa bergerak di tempat yang rata
Berdiri dan berjalan beberapa langkah
Berjalan lancer atau cepat Bisa langsung duduk saat jatuh Merangkak di tangga
Menarik dan mendorong benda yang besar Melempar bola Meloncat Berjalan mundur
b) Pada usia 2 tahun Menendang bola Memanjat sofa Berjalan jinjit
Berdiri sebelah kaki Bangun tidur langsung duduk Naik tangga Duduk di sepeda
Mengayuh sepeda
c) Tugas perkembangan motorik kasar pada
usia 3 tahun Berjinjit sambil berjalan
tanpa jatuh Melompat dengan satu kaki Melompat dengan satu kaki lebih dari 5
detik Berjalan menyusuri papan titian Melempar bola jarak jauh Melempar bola
besar Mengendarai sepeda roda 3 Sudah
boleh menuruni tangga Berjalan
d) Pada anak usia 4 tahun mundur dengan lurus
·
Penyebab keterlambatan
motorik kasar
Keterlambatan motorik kasar menunjukkan
adanya kerusakan pada susunan syaraf pusat seperti cerebral palsy ( gangguan
motorik yang disebabkan oleh kerusakan bagian otak yang Kurang asupan nutrisi, terserang mengatur otot –otot tubuh ) penyakit infeksi selama hamil Bayi terlalu
lama di jalan lahir, bayi terjepit di jalan lahir, bayi menderita caput
sesadonium, bayi menderita cepal hematom.
Kurang asupan nutrisi ( ASI ) ,menderita
penyakit infeksi, asfiksia, ikterus. Gejala – gejala keterlambatan perkembangan
motorik kasar pada anak :
-
Bayi terlalu kaku
Perhatikan bila si kecil terus berbaring tanpa melakukan gerakan apapun
sertakepalanya tidak dapat di angkat saat digendong , ini menunjukkan motorik
kasar si kecil terlalu parah.
-
Gerakan anak kurang
aktif Perhatikan bila gerak anak kurang aktif jika dibandingkan dengan anak
sebayanya.
·
Penatalaksanaan
1) Pola asuh Bila penyebabnya karena masalah
perbedaan pola asuh atau protektif, maka pertama-tama yang harus diubah adalah
sikap orang tua. Orang tua harus membiarkan anaknya bergerak bebas sebatas
tidak membahayakan si kecil.
2) Kelainan tubuh Kalau penyebab
keterlambatan tersebut karena kelainan tertentu maka harus dikonsultasikan
dengan dokter anak . melalui berbagai pemeriksaan dokter dapat mendiagnosa
penyebabnya dan mengatasi gangguannya.
3) Kurang bergerak Keterlambatan
perkembangan motorik kasar si kecil dapat pula disebabkan kurangnya ia bergerak
atau kurangnya rangsangan . kalau hal ini yang terjadi , tata laksana yang
dapat dilakukan adalah dengan rehabilitasi medic antara lain dengan fisioterapi
dengan melatih otot-otot si kecil.
4) Kecukupan gizi Gizi yang seimbang
harus diberikan dengan baik agar pertumbuhan fisik anak optimal. Kondisi ini
memungkinkan kemampuan motorik akan terasah dengan baik,
5) Kematangan otot Bayi yang memiliki
kematangan otot sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan motorik kasarnya. Hal
ini akan sulit pula menstimulasi. Yang perlu dilakukan hanyalah memberikan
fisioterapi okupasi ditambah terafi obat – obatan jika memang dianggap perlu.
6) Berat tubuh Berat tubuh berlebihan
kemungkinan membuat bayi menjadi sulut mengembangakan motorik kasarnya. Yang
diperlukan adalah menjaga asupan makanan si kecil agar berat badannya mendekati
angka ideal.
7) Kenyamanan Kekurang nyamanan bisa
disebabkan ada sesuatu yang melekat di tubuh bayi. Terkadang bayi menjadi sulit
bergerak karena terikat bedong. Saat belajar berjalan sebaiknya lepaskan kaos
kaki atau kenakan kaos dan sepatu yang tidak licin.
8) Pengalaman negatif Pengalaman negatif
misalnya saat berjalan merangkak si kecil pernah terjatuh yang membuat gusinya
berdarah. Hal ini dapat membuatnya trauma dan enggan melaukan latihan sehingga
kemampuannya terlambat muncul.
9) Sakit Bayi sering sakit diantaranya
infeksi telinga, batuk, pilek, maupun radang tenggorokan yang akan membuat
perkembangan motoriknya terlambat dibandingkan bayi seusianya.
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan, Harold I, dkk. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Widya
Medika : Jakarta
Mansjoer,
A., 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, Penerbit
Aesculapius : Jakarta.
Nurjannah,
I., 2004, Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa Manajemen, Proses
Keperawatan dan Hubungan Terapeutik Perawat-Klien, Penerbit MocoMedia : Yogyakarta.
Stuart,
G.W., dan Sundden, S.J., 1995, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, EGC :
Jakarta.
Suliswati,
dkk., 2005, Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC : Jakarta.
Videbeck,
S.J., 2008, Buku Ajar sKeperawatan Jiwa, EGC : Jakarta.
Amstrong, Thomas. 2002. The Seven Kinds
of Smart. Jakarta : Gramedia http://dokteranakku.com/?p:207”>perkembangan
motorik kasar http//Rully.blogdetik.com Anonym . 2002.Pendidikan Anak Usia
Dini. Jakarta: Citra Pendidikan 13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar