BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada
masa sekarang, penyakit yang paling berbahaya bukan lagi penyakit yang berpunca
daripada kuman atau jangkitan virus. Sebaliknya, ia adalah penyakit kronik
degeneratif yang berpunca daripada kerosakan dan degeneratif sel secara
berkumpulan dalam badan manusia.
Penyakit
degeneratif seringkali tidak terdeteksi, karena terjadinya penyakit sebelum
diaknosa ditegakan membutuhkan waktu yang lama. Penyakit degeneratif biasanya
terjadi pada orang yang berusia di atas 40 tahun. Sehingga morbiditas dan
mortalitas dini terjadi pada kasus yang tidak terdeteksi. Penelitian lain
menyatakan bahwa dengan adanya urbanisasi penyakit degeratif meningkat karena
terjadi perubahan pola makan dan aktivitas sehari – hari. Faktor resiko yang
berubah secara epidemiologik dipe rkirakan adalah bertambahnya usia, lebih
banyak dn lebih lamanya obesitas, distribusi lemak tubuh, kurangnya aktivitas
jasmani dan faktor – faktor pendorong
yang lain sekarang ini ada kecendrungan bahwa pen yakit degeneratif
meningkatkan peranan sebagai penyebab
kematian.
B. Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini
adalah:
1.
Apa itu penyakit degeneratif?
2.
Apa saja jenis – jenis penyakit degeneratif?
3.
Bagaimana hubungan gizi dengan penyakit degeneratif ?
4.
Bagaimana cara mencegah penyakit degeneratif?
C. Tujuan
Penulisan
a. Tujuan Umum
Tujuan
umum adalah untuk mengetahui gambaran tentang hubungan gizi dengan penyakit
degeneratif.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari
penulisan makalah ini adalah:
1.
Mengetahui apa itu penyakit degeneratif.
2.
Mengetahui apa saja jenis – jenis penyakit
degeneratif.
3.
Mengetahui bagaimana hubungan gizi dengan penyakit
degeneratif.
4.
Mengetahui cara mencegah penyakit degeneratif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyakit Degeneratif
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan
penyakit ini terjadi seiring bertambahnya usia. Penyakit degeneratif merupakan
istilah yang secara medis digunakan untuk menerangkan adanya suatu proses
kemunduran fungsi sel saraf tanpa sebab yang diketahui, yaitu dari keadaan
normal sebelumnya ke keadaan yang lebih buruk. Penyebab penyakit sering tidak
diketahui, termasuk diantaranya kelompok penyakit yang dipengaruhi oleh faktor
genetik atau paling sedikit terjadi pada salah satu anggota keluarga (faktor
familial) sehingga sering disebut penyakit heredodegeneratif.
Cowers
tahun 1902 menekankan adanya istilah abiotrophy untuk penyakit seperti tersebut
di atas yang artinya menunjukkan adanya penurunan daya tahan sel neuron dan
mengakibatkan kematian dini. Konsep di atas mewujudkan hipotesa bahwa proses
penuaan (usia) dan penyakit degeneratif dari sel mempunyai proses dasar yang
sama.
Ada
beberapa penyakit yang dahulu dimasukkan ke dalam penyakit degeneratif, tetapi
sekarang diketahui mempunyai suatu dasar gangguan metabolik, toksik dan nutrisi
(defisiensi zat tertentu) atau disebabkan suatu slow virus. Dengan
berkembangnya ilmu, memang banyak penyakit yang dulu penyebabnya tidak
diketahui akhirnya diketahui sehingga tidak termasuk penyakit degeneratif.
Sedangkan penyakit yang penyebabnya tidak diketahui dan mempunyai kesamaan
dimana terdapat disintegrasi yang berjalan progresif lambat dari sistem susunan
saraf dimasukkan ke dalam golongan ini. Istilah yang agak membingungkan yaitu
pemakaian yang tidak konsisten dari istilah atrofi dan degeneratif, dua istilah
ini digunakan pada penyakit degeneratif. Spatz mengatakan bahwa gambarannya
secara histopatologis berbeda. Atrofi gambaran khasnya berupa proses pembusukan
dan hilangnya neuron dan tidak dijumpai produk degeneratif, hanya jarak antar
sel yang melebar dan terjadi fibrous gliosis. Degeneratif menunjukkan proses
yang lebih cepat dari kerusakan neuron, mielin dan jaringan dengan akibat
timbulnya produk-produk degeneratif dan reaksi fagositosis yang hebat dan
gliosis selular. Jadi perbedaan atrofi dan proses degeneratif yaitu pada
kecepatan terjadinya dan tipe kerusakannya. Banyak penyakit yang merupakan
proses degeneratif ternyata diketahui kemudian penyebabnya adalah proses
metabolik. Tetapi ternyata pada kejadian atrofi, ada beberapa yangdasarnya
adalah gangguan metabolik juga.
B. Jenis
– jenis Penyakit Degeneratif
Penyakit
degeneratif sangat banyak jenisnya. Berbagai referensi menyebutkan lebih dari
50 jenis penyakit degeneratif. Berikut adalah beberapa jenis penyakit
degeneratif yang berhubungan dengan konsumsi makanan atau zat gizi tertentu:
1. Obesitas
Adalah
kelebihan berat badan dari berat badan ideal/normal dengan standar BMI/IMT
(Index Massa Tubuh) > 30 kg/m2.
Pencegahan
Obesitas:
a.
Gizi : Kurangi konsumsi makanan tinggi lemak dan gula.
b.
Hindari konsumsi alkohol berlebihan.
c.
Hindari stress/depresi/frustrasi/kebosanan
d.
.Berolahraga secara teratur : lakukan latihan aerobik
minimal 30 menit per hari, selama 3 kali seminggu ; tingkatkan aktivitas fisik
misalnya jalan kaki ke kantor, naik tangga di dalam kantor.
e.
Stop merokok.
2. Kolesterol
Dalam
tubuh terdapat lemak terdiri dari kolesterol jahat yang biasa disebut LDL (Low
Density Lipoprotein) dimana lemak ini dapat menempel pada pembuluh darah.
Sedangkan kolesterol baik yang dikenal dengan HDL (High Density Lipoprotein)
merupakan lemak yang dapat melarutkan kandungan LDL dalam tubuh. Kolesterol
normal dalam tubuh adalah 160-200 mg, maka penumpukan kandungan LDL harus
dicegah agar tetap dalam keadaan normal.
3. Penyakit Jantung
Paling sering adalah penyakit jantung koroner
(PJK). Koroner adalah arteri-arteri yang
melingkari jantung seperti mahkota (crown/coroner) yang berfungsi
menyuplai nutrisi dan oksigen bagi otot jantung. PJK timbul jika 1 atau lebih
arteri koroner mengalami penyempitan akibat penumpukan kolesterol dan komponen
lain (pembentukan plak) pada dinding pembuluh darah (aterosklerosis).
Akibat aliran darah terganggu, maka akan
timbul nyeri atau rasa tidak nyaman di dada (angina), terutama selama olahraga
dimana otot jantung banyak membutuhkan oksigen. Proses aterosklerosis dapat
mulai terbentuk mulai usia anak-anak, sehingga pencegahan PJK harus diperhatikan
sejak dini. Tanda-tanda awal PJK antara
lain adalah hipertensi dan kolesterol tinggi.
4. Osteoporosis
Kalsium
merupakan unsur pembentuk tulang dan gigi. Maka, agar kepadatan tulang terus
terjaga, penting untuk mengkonsumsi kalsium yang banyak terdapat dalam susu.
Sayangnya, seiring bertambahnya usia, kemampuan untuk menyerap kalsium semakin
berkurang. Maka, sebaiknya Anda membiasakan diri atau anak Anda untuk minum
susu setiap hari sejak usia dini. Karena penyebab osteoporosis adalah kurangnya
asupan kalsium pada usia muda.
Kaum
muda, seringkali mereka berpikir tidak perlu lagi mengkonsumsi susu yang
dianggap sebagai makanan anak kecil. Atau karena berpikir tulang tidak dapat
tumbuh lagi sehingga mereka enggan minum susu. Memang, pada umumnya tulang
berhenti tumbuh saat usia 16-18 tahun, tetapi bukan berarti kita tidak perlu
lagi memperhatikan kesehatan tulang, karena fungsi tulang sangat penting bagi
tubuh.
Kalsium
yang dibutuhkan tiap orang berbeda, bergantung pada berat badan dan aktivitas
yang dijalankan. Pada ibu hamil dan menyusui, kalsium yang dibutuhkan lebih
banyak. Tabel berikut akan menjelaskan jumlah kalsium yang dibutuhkan
berdasarkan usia.
Satu
gelas susu mengandung sekitar 500 mg kalsium. Kalsium tidak hanya terdapat pada
susu, makanan lain seperti ikan teri, sup tulang, sayuran hijau seperti bayam
dan kacang-kacangan adalah salah satu sumber dari kalsium. Karena kalsium tidak
dapat dihasilkan tubuh kita, maka penting untuk minum susu dan mengkonsumsi
makanan yang mengandung kalsium.
5. Stroke
Terjadi
saat aliran darah ke otak terganggu atau berkurang secara hebat, sehingga otak
tidak mendapat oksigen dan makanan. Stroke terbagi terbagi menjadi dua:
a.
Stroke Iskemik, disebabkan kurangnya aliran darah ke
otak karena sumbatan pada pembuluh darah otak. Merupakan jenis stroke yang
paling banyak dijumpai (80%).
b.
Stroke Hemoragik, disebabkan pecahnya pembuluh darah
dalam otak, darah yang berkumpul dalam jaringan otak menyebabkan penekanan dan
kerusakan sel otak.
Tanda dan Gejala
(berlangsung mendadak), berikut adalah tanda dan gejalanya:
a.
Baal, lemah atau lumpuh di wajah, kaki atau tangan,
biasanya pada satu sisi badan .
b.
Sulit berbicara atau memahami pembicaraan (afasia).
c.
Penglihatan buram, terganggu atau pandangan ganda
d.
Kehilangan keseimbangan atau koordinasi badan
e.
Sakit kepala hebat, dapat disertai leher kaku, nyeri
wajah, nyeri di daerah antara kedua mata, muntah atau gangguan kesadaran
f.
Gangguan daya ingat, orientasi atau persepsi
Pencegahan stroke:
a.
Hindari atau kendalikan faktor risiko di atas.
b.
Diet sehat untuk otak
c.
Banyak makan buah dan sayur, yang banyak mengandung
kalium, folat dan antioksidan
d.
Makanan kaya
serat misalnya oatmeal atau kacang
e.
Makanan kaya kalsium
f.
Kedelai, seperti tempe, miso, tahu dan susu kedelai
g.
Makanan kaya asam lemak omega-3 misalnya salmon,
makerel dan tuna
Faktor risiko
penyakit stroke adalah:
a.
Riwayat stroke dalam keluarga
b.
Usia, semakin lanjut usia, semakin tinggi risiko
stroke
c.
Jenis kelamin,
lebih banyak wanita yang meninggal akibat stroke dibandingkan dengan pria.
d.
Ras, ras kulit
hitam lebih tinggi risiko stroke dibandingkan ras lain.
e.
Hipertensi
f.
Hiperkolesterolemia
g.
Merokok
h.
DM
i.
Obesitas, dll
6. Asam
Urat
Yang
dimaksud dengan asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari
makanan yang kita konsumsi. Ini juga merupakan hasil samping dari pemecahan sel
dalam darah.
Purin
sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal dari
tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat
purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin
tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga
terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang
terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu.
Normalnya,
asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin,
tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan
kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam
urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung
banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian
sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
Penderita
asam urat setelah menjalani pengobatan yang tepat dapat diobati sehingga kadar
asam urat dalam tubuhnya kembali normal. Tapi karena dalam tubuhnya ada potensi
penumpukan asam urat, maka disarankan agar mengontrol makanan yang dikonsumsi
sehingga dapat menghindari makanan yang banyak mengandung purin.
a.
Gejala Asam Urat
1)
Kesemutan dan linu
2)
Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun
tidur.
3)
Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak,
kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.
b.
Solusi Mengatasi Asam Urat.
1.
Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali
normal. Kadar normalnya adalah 2.4 hingga 6 untuk wanita dan 3.0 hingga 7 untuk
pria.
2.
Kontrol makanan yang dikonsumsi.
3.
Banyak minum air putih. Dengan banyak minum air putih,
kita dapat membantu membuang purin yang ada dalam tubuh.
c.
Makanan yang Dihindari (mengandung banyak purin).
1)
Lauk pauk seperti jeroan, hati, ginjal, limpa, babat,
usus, paru dan otak.
2)
Makanan laut seperti udang, kerang, cumi, kepiting.
3)
Makanan kaleng seperi kornet dan sarden.
4)
Daging, telur, kaldu atau kuah daging yang kental.
5)
Kacang-kacangan seperti kacang kedelai (termasuk hasil
olahannya seperti tempe, tauco, oncom, susu kedelai), kacang tanah, kacang
hijau, tauge, melinjo, emping.
6)
Sayuran seperti daun bayam, kangkung, daun singkong,
asparagus, kembang kol, buncis.
7)
Buah-buahan seperti durian, alpukat, nanas, air
kelapa.
8)
Minuman dan makanan yang mengandung alkohol seperti
bir, wiski, anggur, tape, tuak.
4.
Hipertensi
Sebelum
membahas mengenai tekanan darah tinggi atau hipertensi, ada baiknya Anda
mengenal terlebih dahulu tentang tekanan darah. Tekanan darah yaitu tekanan
yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah di pompa oleh jantung ke
seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran
dan biasanya terdapat dua angka yang akan disebut oleh dokter. Misalnya dokter
menyebut 140-90, maka artinya adalah 140/90 mmHg. Angka pertama (140)
menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung atau pada
saat jantung berdenyut atau berdetak, dan disebut tekanan sistolik atau sering
disebut tekanan atas. Angka kedua (90) menunjukkan tekanan saat jantung
beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastolik atau sering
juga disebut tekanan bawah.
Jika pembuluh dara menyempit, maka tekanan
darah di dalam pembuluh darah akan meningkat. Selain itu, jika jumlah darah
yang mengalir bertambah, tekanan darah juga akan meningkat.
Ada
beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi. Ada
faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat dikendalikan. Ada juga yang dapat di
kendalikan sehingga bisa mengatasi penyakit darah tinggi. Beberapa faktor
tersebut antara lain:
a.
Keturunan
Faktor
ini tidak bisa di kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua atau saudara
yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah
tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi
lebih tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah
penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah
tekanan darah tinggi.
b.
Usia
Faktor
ini tidak bisa di kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia
seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Gaya hipup sehat di
anjurkan untuk mengurangi resiko.
c.
Garam
Faktor
ini bisa di kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat
pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan,
orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.
d.
Kolesterol
Faktor
ini bisa di kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah, dapat
menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat
membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat.
e.
Obesitas / Kegemukan
Faktor
ini bisa di kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen berat
badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi.
f.
Stres
.
Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu tekanan darah
tinggi. Faktor ini bisa di kendalikan.
g.
Rokok
Faktor
ini bisa di kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi
tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung
dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika
memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang
akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.
h.
Kafein
Faktor
ini bisa di kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun minuman cola
bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
i.
Alkohol
Faktor
ini bisa di kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan tekanan
darah tinggi.
j.
Kurang Olahraga
Faktor
ini bisa di kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan
darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan darah
tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita
tekanan darah tinggi.
Untuk
mencegah penyakit hipertensi ini adalah dengan mengendalikan penyebab. Adapun
pencehgahan yang berhubungan dengan makanan adalah urangi konsumsi garam dalam
makanan, konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium.
Kalium, magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi, makan sayur dan buah yang berserat tinggi
seperti sayuran hijau, pisang, tomat, wortel, melon, dan jeruk, kendalikan kadar
kolesterol, kendalikan diabetes.
5.
Penyakit Diabetes Mellitus (DM)
Diantara
penyakit degeneratif, diabetes
mellitus (DM)
adalah salah satu di antara penyakit tidak menular yang akan meningkat
jumlahnya di masa datang. WHO menaksir bahwa lebih dari 180 juta orang di
seluruh dunia mengidap penyakit diabetes melitus. Diperkirakan 1,1 juta
orang-orang meninggal akibat diabetes pada tahun 2005.
Hampir
80% kematian diabetes terjadi di negara-negara yang mengalami peningkatan
kemakmuran akibat dari peningkatan pendapatan perkapita dan perubahan gaya
hidup terutama di kota-kota besar menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit diabetes
melitus. Hampir separuh kematian diabetes terjadi pada penduduk yang berusia di
bawah 70 tahun, 55% diantaranya adalah wanita.
Di
Indonesia peningkatan jumlah penderita diabetes melitus bahkan lebih cepat
dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. WHO menyimpulkan bahwa di
Indonesia, penderita diabetes melitus menempati urutan ke-4 terbesar dalam
jumlah dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk, sedangkan urutan diatasnya
India, China dan Amerika Serikat. Beberapa penelitian di Bali, 2005 menunjukkan
bahwa insiden DM di masyarakat mencapai lebih dari 13,5% dan diperkirakan
jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup dan pola
makan masyarakat. Temuan tersebut semakin membuktikan bahwa penyakit diabetes
mellitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sangat serius
(Depkes.go.id, 2005).
Terdapat
dua jenis penyakit diabetes melitus yaitu diabetes melitus tipe 1
(insulin-dependent diabetes mellitus) yaitu kondisi defisiensi produksi insulin
oleh pankreas. Kondisi ini hanya bisa diobati dengan pemberian insulin.
Diabetes melitus tipe-2 (non-insulin-dependent diabetes mellitus) yang terjadi
akibat ketidakmampuan tubuh untuk berespons dengan wajar terhadap aktivitas
insulin yang dihasilkan pankreas (resistensi insulin), sehingga tidak tercapai
kadar glukosa yang normal dalam darah. Diabetes melitus tipe-2 ini lebih banyak
ditemukan dan diperkirakan meliputi 90% dari semua kasus diabetes di seluruh
dunia (Depkes.go.id, 2005).
Diabetes
tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikendalikan, dengan rajin mengontrol kadar
gula darah. Kontrol yang ketat ini bisa mencegah terjadinya komplikasi pada
pasien diabetes. Penyakit diabetes melitus dapat dihindari apabila setiap
individu melakukan tindakan pencegahan, antara lain mengetahui faktor-faktor
risiko yang dapat menimbulkan penyakit diabetes yaitu faktor risiko yang dapat
dimodifikasi, diantaranya obesitas, merokok, stres, hipertensi dan faktor
risiko yang tidak dapat dimodifikasi, yaitu usia di atas 45 tahun keatas,
faktor keturunan, ras, riwayat menderita diabetes gestasional, pernah
melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4,5 kg dan jenis kelamin.
Namun
dalam hal ini, khususnya di Indonesia, faktor risiko terbesar penyebab diabetes
adalah obesitas (Depkes.go.id, 2005). Analisis yang dilakukan di Jakarta
melihat adanya korelasi yang bermakna antara obesitas dengan kadar gula darah.
Obesitas secara tersendiri tidak sampai menimbulkan diabetes, walaupun jelas dapat
menaikkan kadar gula darah. Mekanisme hubungan antara obesitas sebagai faktor
risiko diabetes, sampai saat ini masih belum jelas benar. Yang sudah diketahui
adalah bahwa diabetes melitus mempunyai etiologi multifaktorial dengan obesitas
sebagai salah satu faktornya (Sarwono, 1996).
Faktor
risiko kedua yang dapat dimodifikasi yaitu merokok. Merokok merupakan salah
satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena merokok dapat menimbulkan
kematian. Bila pada tahun 2000 hampir 4 juta orang meninggal akibat merokok,
maka pada tahun 2010 akan meningkat menjadi 7 dari 10 orang yang akan meninggal
karena merokok. Di Indonesia, 70% penduduknya adalah perokok aktif. Dilihat
dari sisi rumah tangga, 57 persennya memiliki anggota yang merokok yang hampir
semuanya merokok di dalam rumah ketika bersama anggota keluarga lainnya.
Artinya, hampir semua orang di Indonesia ini merupakan perokok pasif
(Depkes.go.id, 2005)..
Faktor
risiko ketiga yang dapat dimodifikasi yaitu stres. Stres memang faktor yang
dapat membuat seseorang menjadi rentan dan lemah, bukan hanya secara mental
tetapi juga fisik. Penelitian terbaru membuktikan komponen kecemasan, depresi
dan gangguan tidur malam hari adalah faktor pemicu terjadinya penyakit diabetes
khususnya di kalangan pria. Para ahli dari Karolinska Institute Swedia
menemukan, pria yang memiliki tingkat stres psikologisnya tinggi tercatat
memiliki risiko dua kali lipat menderita diabetes tipe-2 dibandingkan mereka
yang tingkat stres psikologisnya rendah.
Faktor
keempat adalah hipertensi. Di Amerika telah meneliti hubungan
antara tekanan darah dengan diabetes tipe 2 dan menemukan bahwa wanita yang
memiliki tekanan darah tinggi berisiko 3 kali terkena diabetes dibandingkan
dengan wanita yang memiliki tekanan darah rendah. Dari beberapa studi ditemukan
adanya hubungan yang erat antara hipertensi dengan diabetes tipe 2, namun hanya
ada sedikit infomasi mengenai hubungan antara tingkat tekanan darah dan
diabetes tipe 2 yang terjadi sesudahnya. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa
wanita yang memiliki hipertensi, berisiko 3 kali lipat menjadi diabetes
dibandingkan dengan wanita yang memiliki tekanan darah optimal (Escardio,
2007).
Pencegahan
primer adalah pencegahan terjadinya diabetes melitus pada individu yang
berisiko melalui modifikasi gaya hidup (pola makan sesuai, aktivitas fisik,
penurunan berat badan) dengan didukung program edukasi yang berkelanjutan.
Meskipun program ini tidak mudah, tetapi sangat menghemat biaya. Oleh karena
itu dianjurkan untuk dilakukan di negara-negara dengan sumber daya terbatas.
Sedangkan pencegahan sekunder, merupakan tindakan pencegahan terjadinya
komplikasi akut maupun jangka panjang. Programnya meliputi pemeriksaan dan
pengobatan tekanan darah, perawatan kaki diabetes, pemeriksaan mata secara
rutin, pemeriksaan protein dalam urine program menurunkan atau menghentikan
kebisaaan merokok (Depkes.go.id, 2007).
C.
Hubungan Gizi dengan Penyakit Degeneratif
Salah
satu penyebab terjadinya penyakit degeneratif adalah karena perolehan zat gizi
mikro dan makro yang tidak seimbang. Pola makan yang salah meningkatkan resiko
penyakit ini. Dari beberapa jenis penyakit di atas dapat kita simpulakan bahwa
sebagian besar di pengaruhi oleh konsumsi makanan. Masyarakat sekarang gemar
mengkonsumsi makanan – manakan tinggi lemak seperti goreng – gorengan, junk
food, makanan – makanan instan. Kandungan Junk food mengandung lemak
jenuh (saturated fat), garam dan gula, serta bermacam-macam additive
seperti monosodium glutamate dan tartrazine dengan kadar yang
tinggi. Oleh sebab itu daya tahan tubuh akan menurun dan meningkatkankan resiko
penyakit ini terutama karena konsumsi lemak dan gula berlebih.
Makanan
yang kita konsumsi akan membentuk antioksidan yang penting untuk melindungi
tubuh. Dari asal terbentuknya antioksidan ini dibedakan menjadi dua yakni
intraseluler ( didalam sel) dan ekstraseluler (diluar sel) atau pun dari
makanan. Dari sini aktioksidan tubuh bisa dikelompokkan menjadi 3 yakni:
a.
Antioksidan Primer
Antioksidan primer bekerja untuk mencegah pembentukan
senyawa radikal bebas baru. Ia mengubah radikal bebas menjadi molekul yang
berkurang dampak negatifnmya, sebelum radikal bebas ini sempat bereaksi. Contoh
anti aksidan ini adalah enzim SOD yang berfungsi sebagai pelindung hancurnya
sel – sel tubuh serta mencegah proses peradangan karena radikal bebas. Enzim
SOD sebenarnya sudah ada dalam tubuh kita. Namun bekerjanya membutuhkan bantuan
zat – zat gizi meneral seperti mangan, seng, tembaga. Selenuum (Se) juga
berperan sebagai antipksidan. Jadi, jika ingin menghambat gejala penyakit
degeratif, mineral – mineral tersebut hendaklah tersedia cukup dalam makanan
yang dikonsumsi setiap hari.
b.
Antioksidan Sekunder
Antioksidan
ini berfungsi untuk menangkap senyawa serta mencegah terjadinya reaksi
berantai. Contoh anti oksidan sekunder: vitamin E, vitamin C, beta karoten,
asam urat, bilirubin, dan albumin.
Kanker
esofagus dan kanker lambung juga berhubungan dengan keadaan gizi kurang.
Kenyataannya, hampir semua studi mengenai diet dengan kanker lambung, telah
menemukan efek protektif dari konsumsi sayuran dan buah-buahan, dan bahkan
dalam percobaan in vitro pembentukan komponen N-nitriso dapat ditekan seminim
mungkin oleh antioksidan seperti vitamin E dan vitamin C.
c.
Antioksidan Tersier
Antioksidan
jenis ini memperbaiki kerusakan sel – sel jaringan yang disebabkan oleh radikal
bebas. Contoh enzim yang memperbaiki DNA. Enzim ini berguna untuk mencegah
penyakit kanker. Percobaan telah mendukung teori bahwa mengkonsumsi antioksidan
yang memadai dapat mengurangi berbagai penyakit degeratif.
D. Pencegahan Penyakit Degeneratif
Faktor-faktor resiko
utama penyebab penyakit degeneratif adalah pola makan yang tidak sehat,
kurangnya aktifitas fisik, serta konsumsi rokok. Pada pola makan yang tidak
sehat misalnya mengkonsumsi makanan berlemak jenuh seperti junk food serta
makanan berkolestrol lainnya. Modernisasi pekerjaan yang serba elektronik
mendorong banyaknya jenis pekerjaan yang tidak banyak mengeluarkan tenaga
sehingga berkurang aktifitas fisik. Peningkatan pemasaran dan penjualan produk
tembakau yang marak pada negara-negara dengan pendapatan rendah hingga sedang
sangat berperan dalam menjadikan konsumsi rokok sebagai faktor risiko penyakit
degeneratif. Karena itu, ada tiga cara upaya-upaya pencegahan penyakit
degeneratif, yakni melakukan pola makan yang baik, olah raga yang teratur, dan
tidak mengkonsumsi rokok.
Pendekatan lain yang
banyak diambil pemerintah di berbagai negara karena menguntungkan bagi
pemerintah dalam penanggulangan Penyakit Degeratif adalah penerapan pajak
tembakau, penggunaan garam pada makanan olahan, dan mengembangkan pola makanan
sekolah
Cara orang-orang
Jepang mencegah Penyakit Degeneratif adalah banyak mengkonsumsi ikan. Penduduk Jepang setiap hari
mengonsumsi ikan dan rumput laut. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa mutu protein ikan setingkat dengan mutu protein daging, sedikit di bawah
mutu protein telur dan di atas mutu protein serelia dan kacang-kacangan. Ikan
adalah sumber protein dan memiliki kandungan asam lemak omega-3 yang mempunyai
peran dalam pencegahan penyakit generatif, seperti jantung koroner, diabetes,
tekanan darah tinggi, stroke, kanker. Mengkonsumsi ikan sejak usia muda juga
dapat menunjang perkembangan kesehatan dan kecerdasan otak.
Sebagian masyarakat
di Indonesia rajin mengkonsumsi kedelai bubuk sebagai therapy nutrisi untuk Penyakit Degeneratif, seperti hipertensi, strooke,
diabetes dan kegemukan. Bubuk kedelai ditengarai
mengandung banyak vitamin dan mineral serta unsur-unsur lainnya yang terkandung
didalamnya. Kedelai bubuk banyak digunakan orang untuk meningkatkan vitalitas
kebugaran dan imunitas daya tahan tubuh, serta mencegah gangguan pencernaan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan
penyakit ini terjadi seiring bertambahnya usia. Penyakit degeneratif merupakan
istilah yang secara medis digunakan untuk menerangkan adanya suatu proses
kemunduran fungsi sel saraf tanpa sebab yang diketahui, yaitu dari keadaan
normal sebelumnya ke keadaan yang lebih buruk.
Beberapa
jenis penyakit degeneratif antara lain: osteoporosis, stroke, penyakit jantung,
asam urat, DM, kolesterol, obesitas, dll.
Salah
satu penyebab terjadinya penyakit degeneratif adalah karena perolehan zat gizi
mikro dan makro yang tidak seimbang. Pola makan yang salah meningkatkan resiko
penyakit ini. Dari beberapa jenis penyakit di atas dapat kita simpulakan bahwa
sebagian besar di pengaruhi oleh konsumsi makanan. Masyarakat sekarang gemar
mengkonsumsi makanan – manakan tinggi lemak seperti goreng – gorengan, junk
food, makanan – makanan instan.
B.
Saran
Dalam kenyataannya sekarang ini, penyakit degeneratif
yang biasa dialami oleh orang lanjut usia ternyata sudah dialami pada usia
relatif muda. Tentunya hal ini berkaitan dengan pengaturan pola makan yang
tidak benar. Untuk itu perlu kita upayakan pemberian pola makan yang benar
sejak bayi balita dan seterusnya dalam pola yang seimbang.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangan kami harapkan guna untuk
perbaikan penyusunan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://degeneratif/Penanggulangan
Penyakit Degeneratif di Masyarakat.htm
Dosen Jurusan Gizi Masyarakat dan SumberDaya Keluarga IPB
Penatalaksanaan
Diabetus Militus Terpadu, FKUI, 1995 Center
for Research and Development of Nutrition and Food, NIHRD
http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_degeneratif
Created: 1996Dari
Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia
http://jamuherbacureartikel.blogspot.com/feeds/posts/default?orderby=updated
Tidak ada komentar:
Posting Komentar